1. Manisan pala
Manisan pala adalah salah satu type makanan ciri khas aceh, dan adalah camilan yang termasuk dalam grup manisan buah-buahan. Usaha pembuatan manisan pala tidak memerlukan tehnologi yang susah dan membuatnya cukup mudah, oleh karenanya usaha ini mudah dilakukan oleh beberapa entrepreneur baru. Pembuatan manisan pala biasanya dilakukan oleh entrepreneur kecil di daerah penghasil pala. Kabupaten Aceh Selatan yaitu kabupaten penghasil komoditi pala paling besar di Aceh bahkan juga di Pulau Sumatera. Manisan buah pala ini termasuk industri rumah tangga yang banyak didapati di Kabupaten Aceh Selatan. Selain dibuat jadi manisan dan sirup, pala dapat di buat juga jadi minyak pala yang bermanfaat tinggi untuk menyembuhkan luka. Bahkan juga saat ini kue dan kembang gula pun dapat di buat dari buah pala. Manisan pala selain jadi camilan yang dihidangkan ketika perayaan hari-hari besar lebaran dan th. baru untuk orang-orang setempat dapat juga jadikan oleh-oleh untuk wisatawan yang bertandang ke daerah ini. 2. Sanger Sanger yaitu semacam minuman yang hanya berada di Aceh. Sanger atau sering di sebut kopi sanger ini dengan umum serupa dengan capucino, namun menurut saya tambah lebih nikmat kopi sanger ini. Diluar itu bila kita lihat sepintas maka sanger ini akan sangat terlihat seperti kopi susu umum, namun bila kita menilik dari rasa-rasanya, kopi sanger ini memiliki rasa yang sangat ciri khas dan berlainan dari rasa kopi yang lain. Memang dari dulu Aceh ini populer dengan ciri khas kopi saring/tarik-nya. Untuk beberapa penggemar kopi sejati pastinya akan selekasnya dapat rasakan bedanya, jika telah rasakan kopi Aceh. Warung yang paling populer dalam menghidangkan type minuman ini yaitu warung solong di lokasi Ulee Kareng dan Chek Yuke di lokasi Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Diluar itu, nyaris di setiap ruas jalan di Banda Aceh pastinya akan banyak kita jumpai warung-warung kopi, tempat nongkrong dari semua umur. 3. Pisang Sale Pisang yaitu tanaman hortikultura yang cukup penting untuk kesehatan. Pisang yang telah masak dapat dibuat beragam jenis makanan tradisional jaman dulu satu diantaranya yaitu disale dengan kata lain pisang sale, pisang sale telah lama di kenal jadi makanan tradisionil daerah, satu diantaranya pisang sale ciri khas Aceh banyak dikawasan Kabupaten Aceh Timur yang disebut sentra pisang sale untuk daerah Aceh. Pisang sale ciri khas Aceh, sistem membuatnya yaitu pisang yang telah masak di kupas kulitnya lalu dijemur dipanas matahari, kemudian dilakukan penyaleaan/pengasapan hingga pisang sale lebih tahan lama, selanjutnya dioles-oleskan/diberi gula tebu (bukanlah gula pasir), pisang sale memiliki aroma dan rasa yang ciri khas. Warnanya kecoklat-coklatan, agak berkilat sedikit membuat kita ingin mencicipinya. Pisang sale adalah camilan orang-orang Aceh mulai sejak jaman indatu dahulu, yang telah jadi oleh-oleh dari Aceh. Pisang sale dapat segera dikonsumsi atau digoreng dengan tepung terlebih dulu. 4. Kembang loyang Kembang loyang ini terbuat dari tepung roti yang digabung dengan gula dan telur dan pati santan. Adonan ini diaduk sampai rata lalu cetakan kembang loyang di celupkan kedalam adonan lalu digoreng kedalam penggorengan. Kue ini sering kita temui sewaktu ada acara hajatan, tidak ketinggal juga dipelosok-pelosok desa di Aceh kue sangat setia untuk temani pada hari-hari besar agama, seperti waktu lebaran, dan pas di nikmati pada waktu-waktu enjoy dengan keluarga. 5. Lepat Lepat, makanan ini di buat dari tepung ketan yang berisi gula merah sampai kalis, lalu di bungkus dengan memakai daun pisang dan dibagian tengahnya diberi kelapa parut yang sudah di gongseng dengan gula yang di namakan inti lalu di kukus sampai masak. Lepat khusus di hidangkan pada hari-hari tertentu pada orang-orang Gayo terlebih mendekati puasa (megang) dan lebaran, makanan ini tahan lama bila di asapi dapat bertahan sampai 2 minggu. 6. Rujak Aceh Samalanga Rujak Aceh Samalanga, dimaksud sekian karena rujak Aceh pastinya banyak diketemukan di Aceh sampai dipelosok-pelosok desa. Samalanga adalah salah satu kecataman yang terdapat di kabupaten Bireuen. Kekhasan rujak Aceh biasanya memiliki keistimewaannya yang terdapat pada cita rasa-rasanya yang asam, manis dan pedas. Beberapa bahan yang dipakai memang relatif sama dengan pembuatan rujak biasanya, yang terbagi dalam buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air, nenas, dan timun, tetapi bumbu-bumbu yang dipakai, memiliki keunikan sendiri seperti garam, cabe rawet, asam jawa, gula aren (merah) yang cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak Aceh). Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, diatas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu dapat menyimpan untuk 50 jumlah rujak, ada pula ulekan yang dipakai biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yakni pertama ditempatkan didalam piring dan yang ke-2 ditempatkan diatas daun pisang. Konsumen yang makan di warung, biasanya disiapkan didalam piring, sedang yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang pasti jadi keunikan sendiri. 7. Keumamah Keumamah atau sering dimaksud dengan Ikan kayu adalah makanan tradisionil Aceh dan makanan ciri khas Aceh yang paling banyak disukai oleh orang-orang Aceh. Selain memiliki rasa yang lezat dan unik, ikan ini terbuat dari ikan tuna yang sudah di rebus, lalu dikeringkan dan iris-iris kecil. Umum dibuat dengan memakai santan kelapa, kentang, cabai hijau dan rempah yang lain. Ikan kayu ini tahan lama untuk dibawa perjalanan jauh, hingga dapat jadikan bekal dalam perjalanan. Selama perang Aceh melawan Belanda di rimba, type makanan ini sangat populer karena sangat mudah dibawa dan dibuat. Nama yang lain yaitu katshiobushi. 8. Kue Bhoi Kue Bhoi yaitu maknan ciri khas Aceh Besar yang terkenal oleh orang-orang Aceh. Bentuk kue ini sangat beragam, seperti : bentuk ikan, bintang, bunga, dan sebagainya. Kue Bhoi ini dapat jadikan salah satu oleh-oleh ketika akan bertandang kesanak saudara atau tetangga yang membuat hajatan atau pesta, seperti sunatan dan kelahiran. Kue Bhoi ini memiliki harga yang sangat relatif murah, satu paket sekitar dengan harga Rp. 5. 000, -, 10. 000, - bahkan juga ada yang beberapa ratus ribu. Kue Bhoi juga jadikan jadi salah satu isi dari bingkisan seserahan yang dibawa oleh calon pengantin pria untuk calon pengantin perempuan ketika acara pernikahan. Kue Bhoi sendiri biasanya didapat di pasar-pasar tradisionil maupun dipesan segera pada pembuatnya. Sistem pembuatan kue Bhoi ini pun termasuk sedikit rumit. Pasalnya, tidak kebanyakan orang dapat membuat kuliner ini dan diperlukan kesabaran dan keuletan. 9. Bohromrom Bohromrom atau juga dikenal dengan kue boh duek beudeh, kue ini terbuat dari tepung ketan yang dibalut dengan parutan kelapa. Cara membuatnya sangat mudah. Campur tepung ketan, garam dan air panas. Aduk sampai rata. Tuangkan air dingin, aduk sampai adonan kalis. Ambillah satu sendok teh adonan isi dengan bahan isian yaitu gula jawa. Bulatkan dan panasi air dengan daun pandan sampai mendidih. Masukan adonan, angkat, gulingkan di atas kelapa parut lalu hidangkan. 10. Meuseukat Meuseukat ini adalah salah satu kue tradisionil dari aceh atau seperti dodol nanas ciri khas aceh. Meuseukat terbuat dari tepung terigu dan kombinasi buah nanas, gabungan yang unik dengan cita rasa yang ciri khas. Meuseukat sangat jarang diketemukan dipasar-pasar tradisionil dan terkadang harus dipesan terlebih dulu. Bila sebelumnya meuseukat sering dibawa pada acara perkawinan aceh, saat ini meuseukat bisa pula jadikan oleh-oleh bila bertandang ke aceh. Itulah 10 makanan ciri khas Aceh, janganlah lupa untuk mencicipi salah satu type makanan diatas atau dapat pula Kamu bawa pulang jadi oleh-oleh bertandang ke Aceh.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorHello World. :) Archives
April 2019
Categories |